Metode KISS itu Ada Syaratnya

Ishak Okta Sagita
2 min readSep 29, 2024

--

Photo by Austin Distel on Unsplash

Istilah KISS (Keep It Short Simple) seringkali menjadi ideologi content creator untuk berpegang teguh pada simplifikasi. Seolah-olah, haram hukumnya jika membuat pembahasan panjang.

Memang, semua orang suka dengan hal-hal simpel. Mulai dari petugas KRL sampai dengan mantu Presiden pun demikian.

Hanya saja, prinsip KISS secara tidak langsung mendukung short attention span. Kenapa demikian?

Memakai metode KISS berpengaruh terhadap short attention span

Demi memudahkan, coba masuk ke dalam konteks pembuatan konten.

Salah satu ajaran dalam penulisan konten adalah membuat kalimat pendek. Kalimat pendek sulit diukur dari jumlah kata.

Kalimat pendek versi Bahasa Indonesia adalah ketika “Subjek” bertemu dengan “Predikat”.

Sehingga

S + P = kalimat

Bagi saya, subjek dan predikat sudah menjadi kalimat pendek. Namun pertanyaannya adalah apa ini definisi kalimat pendek sesungguhnya? Tidak dong.

Menulis kalimat pendek merupakan turunan dari metode KISS. Tetapi efek sampingnya yang ditimbulkan adalah menyumbang Short Attention Span.

Digital Marketer dituntut membuat Hook secepat mungkin dengan alasan Short Attention Span manusia modern lebih rendah daripada ikan emas. Yang ngomong bukan saya, melainkan Time Magazine.

Anggapan tersebut mulai dipatahkan oleh Dr Maria Panagiotidi pada tulisanya di UX Psychology. Argumen lain mengatakan bahwa konten digital sifatnya snackable, pendek dan mudah dikunyah.

Snackable content mengundang potensi short attention span karena mengandung clickbait serta mengorbankan kualitas konten.

Oleh karena itu, terlalu fokus pada KISS tanpa memperhatikan kualitas konten akan mempengaruhi kondisi mudah terdistraksi.

Datang dari dunia militer

Walau sering digunakan oleh orang pemasaran, sejatinya metode ini datangnya dari dunia militer. Metode KISS pertama kali keluar dari Kelly Johnson, anggota Navy Seals.

Pengguan pertama terjadi pada tahun 1938, ketika ia ngasih brief untuk mempersiapkan teknisi memberbaiki pesawat tempur yang digunakan pada Perang Dunia II.

Hambatannya adalah ia hanya memiliki mekanik dengan skill rata-rata dengan alat seadanya. Mulai dari sana, ia membuat sistem yang mengeliminasi kompeksitas agar mekanik dapat membaca instruksi maintenance sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.

Sejak saat itu, motto KISS atau Keep It Simple, Stupid” menjadi jargon di mana-mana.

Metode KISS ada syaratnya

Hanya karena simplifikasi, bukan artinya berlaku untuk semua pihak dong. Efek samping dari simplifikasi adalah dipandang sebelah mata oleh orang yang tidak paham.

Jika melihat cerita Kelly Johnson, ia membuat desain sederhana untuk mekanik pangkalan udara karena mereka punya pemahaman yang sama. Hal tersebut adalah pemahaman gambar teknik.

Oleh sebab itu, syarat metode KISS dapat bekerja apabila kedua belah pihak punya bahasa yang sama. Gambar teknik adalah contoh penerapan metode KISS untuk mekanik.

Jika salah satu tidak memiliki pemahaman yang sama, maka metode KISS tidak dapat bekerja. Hasilnya cuma saling ngata-ngatain tanpa ujung.

--

--

Ishak Okta Sagita

SEO Content Writer | Certified Impactful Writer by @impactfulwriting® | Content Producer | ishakoktasagita.com