Kawasan Kendaraan Listrik Pinggiran Di Cikarang
Kendaraan listrik menjadi masa depan ketika mulai dinarasikan sebagai pengganti kendaraan bensin. Keterbatasan fosil dan candangan minyak menjadi argumen utama dari narasi tersebut.
Proses transisi kendaraan fosil menuju kendaraan listrik tidak semudah memasukkan prompt ChatGPT. Produk saja tidaklah cukup, produsen perlu menyiapkan infrastruktur, promosi, dan cara menjangkau ke konsumen Indonesia.
Awal mulanya, saya melihat transisi ini sulit dilakukan, kalau berkacanya dari Jakarta saja. Tetapi, bagi warga Cikarang yang tinggal di dekat kawasan industri mampu menjawab keraguan itu.
Kawasan industri Cikarang berada di Jababeka, MM2100, Jababeka, Delta Silicon, EJIP, BIIE. Kebanyakan diisi oleh perusahaan manufaktur dari negaranya Shin Tae Yong, Haruka nakagawa, hingga Jack Ma. Salah satu produk yang dikerjakan adalah kendaraan listrik.
Yadea merupakan contoh dari brand kendaraan listrik yang memiliki pabrik di Cikarang. Produsen asal China ini membutuhkan waktu 35 detik untuk memproduksi satu unit motor listrik. Sebagai gambaran, dalam satu Reels durasi 50 detik setara dengan dua unit.
Dampak dari hadirnya produsen kendaraan listrik di Cikarang adalah muncul unit usaha baru di kawasan Cikarang. Bagi warga Cikarang, melihat toko sepeda dan motor listrik menjadi produk rakyat. Alasan sederhananya adalah karena produknya mudah didapatkan.
Dalam berbagai kesempatan, saya menemukan pengguna kendaraan listrik adalah warga biasa yang tinggal di gang. Apabila warga gang sudah memakai untuk aktivitas sehari-hari, maka orang Cikarang yang tinggal di perumahan pun juga demikian.
Harus diakui, posisi Cikarang sebagai kota industi membuat warganya mudah mendapatkan produk kendaraan listrik. Kemudahan inilah membuat warga Cikarang langsung mendapatkan produk secara cepat dan harga pabrik.
Ini adalah salah satu elemen lain dalam mendukung transisi menuju energi bersih yaitu tempat (Place).
